Senin, 23 November 2009

Rajutan Tanya

03.53

Di suatu rumah yang sederhana tinggalah seorang ibu dengan seorang anaknya yang berumur 7 tahun. Di sore yang senja dengan tiupan lembut angin sore, sang ibu sedang asyiknya merajut di beranda rumah, datanglah sang anak menghampirinya dan duduk disampingnya seraya bertanya “ Bu, apakah ciri – ciri orang baik itu ?”. Ibu menghentikan rajutannya, dengan menghela nafas panjang lalu ibu pun menjawab “ Orang yang baik bukanlah orang yang selalu memberikan sesuatu yang dimilikinya untuk orang lain, bukanlah orang yang selalu diam apabila dirinya merasa direndahkan oleh orang lain, bukanlah orang yang selalu manis tutur kata dan perbuatannya dan bukanlah orang yang selalu membantu orang lain dengan apa yang diperbuatnya. Akan tetapi, orang yang baik adalah orang yang selalu bisa memahami sikap dan kebiasaan orang yang sedang dihadapinya, dan orang yang bisa menempatkan dirinya pada posisi dimana orang lain akan merasa bahagia dan nyaman berada didekatnya “.
Sang anak diam sejenak dan kembali bertanya “ Lalu orang yang bagaimanakah yang dapat dikatakan orang yang pintar, bu ?”. Ibu menjawab “ Orang yang pintar itu bukanlah orang yang selalu dapat menjawab pertanyaan, bukanlah orang yang selalu bisa menyelesaikan berbagai masalah, bukanlah orang yang selalu mendapat penghargaan atau nilai bagus dari semua hasil karyanya, bukan pula orang yang dapat menemukan atau menciptakan hal – hal baru. Akan tetapi, orang yang pintar adalah orang yang bisa menjadikan dirinya berguna bagi orang lain sehingga orang tersebut akan merasa menjadi orang yang cerdas dan sukses karenanya.
Selama ibu menjawab pertanyaannya, sang anak sangat mengamati dan mencermati kata demi kata yang terlontar dari bibir sang ibu karena ia merasa kagum akan jawaban yang diberikan oleh ibunya. Kemudian ibu kembali melanjutkan rajutannya, sambil tersenyum kecil melihat sang anak yang duduk terdiam memikirkan apa yang dikatakannya tadi. Lalu ibu kembali berkata “wahai anak Ku, kebaikan seseorang itu tidak hanya dapat dilihat dari kasat mata tapi lihat dan rasakanlah kebaikan seseorang dengan mata dan hatimu, karena “Dalam laut boleh diajuk, dalam hati siapa yang tahu”. “Apa maksudnya, Bu?” tanya sang anak. “Maksudnya adalah apa yang tersembunyi di dalam hati seseorang tidak dapat kita ketahui”, jawab Ibu. “Selain itu untuk menjadi orang baik dan pintar yang sejati tidaklah mudah, karena bisa jadi Dibuat karena Allah, menjadi murka karena Allah yang artinya dilakukan dengan maksud baik tetapi disangka orang kurang atau tidak baik”.
Karena asyiknya berbincang – bincang tak terasa akhirnya rajutan ibu sudah selesai, dan azan maghrib pun berkumandang. Lalu ibu beranjak untuk sholat maghrib tidak lupa mengajak sang anak untuk sholat bersamanya.

0 komentar:

Posting Komentar