Resensi Novel Charlie Si Jenius Dungu
03.05
Judul buku : Charlie Si Jenius Dungu
Penulis : Daniel Keyes
Penerbit : UFUK
Cetakan I : Maret 2009
Cetakan II : Mei 2009
Cetakan III : Agustus 2009
Tebal : 457 hal
Terlahir dengan IQ dibawah rata – rata bukanlah keinginan setiap orang. Dimana dengan IQ yang dibawah 100 membuat seseorang tidak dapat mengerti tentang sesuatu hal yang dilakukannya atau segala hal yang berada dilingkungan sekitarnya. Tingkah laku seseorang yang mengalami hal seperti ini cenderung bersikap seperti anak – anak yang belum mengerti apa – apa walaupun usianya sudah menginjak dewasa Ia akan tetap menjadi seorang yang polos yang tidak mengerti apapun.
Dalam buku novel yang berjudul Charlie Si Jenius Dungu ini menggambarkan suatu perjalanan hidup seorang anak laki – laki yang terlahir hanya dengan IQ 68. Dimana Ia mendapat perlakuan tidak adil dari orang tuanya yang merasa malu karena mempunyai anak seperti Charlie selain itu Ia juga harus selalu menjadi bahan olokan orang – orang atas kebodohannya. Namun penderitaan yang dialami Charlie tidak semata – mata membuat Ia putus asa, hingga akhirnya Ia berusaha bagaimana caranya Ia menjadi pandai seperti layaknya orang – orang normal lainnya.
Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pria bernama Charlie yang terlahir dengan IQ 68 yang terbuang dari keluarganya hingga akhirnya Ia di asuh oleh seorang yang mempunyai toko roti bernama Paman Doner dan memperkerjakannya disana. Hingga pada suatu hari seorang dokter dan proffesor yang pernah melakukan percobaan mengoperasi seekor tikus hingga menjadi tikus yang jenius menawarkan Charlie untuk melakukan operasi serupa hingga Ia bisa menjadi jenius seperti tikus yang diberi nama Algernoon. Akhirnya operasi pun berjalan lancar dan dengan keseriusan dan kerja kerasnya mempelajari segala hal, Charlie pun berubah dari Charlie si dungu menjadi Charli si jenius. Namun kejeniusan yang dimilikinya tidak kelak membuat Ia disukai oleh banyak orang seperti yang Ia harapkan selama ini yaitu diperlakukan layaknya manusia normal dan disenangi oleh banyak orang. Dan karena kejeniusan yang dimilikinya secara tiba – tiba pun Ia harus kehilangan pekerjaanya ditoko roti dan teman – temanya. Hingga akhirnya kejeniusan yang dimilikinya perlahan menghilang dan Charlie pun kembali menjadi Charlie yang dahulu sebelum dioperasi yaitu Charlie si pria dungu yang baik dan polos. Dengan kembalinya Charlie seperti yang dulu menyadarkan Charlie bahwa Ia lebih baik menjadi Charlie seperti ini dimana hidupnya terasa tenang serta Ia dapat kembali bekerja di toko roti Paman Donner dan kembali berkumpul dengan teman – temanya.
Dalam novel ini memberikan motivasi yang baik bagi orang – orang diluar sana yang mengalami nasib serupa seperti charlie dimana orang yang mempunyai IQ hanya 68 dapat menjadi pandai berkat usaha dan kerja keras serta keyakinan yang kuat. Dan bukan berarti dengan keterbelakangan seperti ini dapat membuat seseorang hidup sendiri tetapi masih ada yang ingin berteman dengannya. Selain itu banyak lagi pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini bahwa hidup apa adanya menjadi diri sendiri walaupun berkekurangan lebih baik dari pada hidup dengan berbagai kelebihan akan tetapi merubah diri menjadi orang lain dan sesuatu yang didapat dengan cara instant tidak akan mendapatkan hasil yang sempurna dan kekal.
Buku karya Daniel Keyes seorang penulis Bestseller The Minds of Billy Miligan ini terjual lebih dari 5 juta kopi dan meraih HUGO AWARD dan NEBULA AWARD. Buku ini diawal – awal cerita terdapat banyak kata – kata dengan penulisan yang salah, ini merupakan tulisan dari tokoh utama dalam novel ini yang berusia 32 tahun dengan IQ yang sangat rendah, yang awalnya tidak mampu menuliskan kata – kata dengan benar. Cerita dalam novel ini dituliskan berdasarkan bentuk Laporan kemajuan yang secara bertahap akan terlihat perubahan demi perubahan kecerdasan seorang Charlie yang dilihat dari Laporan kemajuan yang ditulis olehnya.
By : Melinda Afriyanti
Penulis : Daniel Keyes
Penerbit : UFUK
Cetakan I : Maret 2009
Cetakan II : Mei 2009
Cetakan III : Agustus 2009
Tebal : 457 hal
Terlahir dengan IQ dibawah rata – rata bukanlah keinginan setiap orang. Dimana dengan IQ yang dibawah 100 membuat seseorang tidak dapat mengerti tentang sesuatu hal yang dilakukannya atau segala hal yang berada dilingkungan sekitarnya. Tingkah laku seseorang yang mengalami hal seperti ini cenderung bersikap seperti anak – anak yang belum mengerti apa – apa walaupun usianya sudah menginjak dewasa Ia akan tetap menjadi seorang yang polos yang tidak mengerti apapun.
Dalam buku novel yang berjudul Charlie Si Jenius Dungu ini menggambarkan suatu perjalanan hidup seorang anak laki – laki yang terlahir hanya dengan IQ 68. Dimana Ia mendapat perlakuan tidak adil dari orang tuanya yang merasa malu karena mempunyai anak seperti Charlie selain itu Ia juga harus selalu menjadi bahan olokan orang – orang atas kebodohannya. Namun penderitaan yang dialami Charlie tidak semata – mata membuat Ia putus asa, hingga akhirnya Ia berusaha bagaimana caranya Ia menjadi pandai seperti layaknya orang – orang normal lainnya.
Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pria bernama Charlie yang terlahir dengan IQ 68 yang terbuang dari keluarganya hingga akhirnya Ia di asuh oleh seorang yang mempunyai toko roti bernama Paman Doner dan memperkerjakannya disana. Hingga pada suatu hari seorang dokter dan proffesor yang pernah melakukan percobaan mengoperasi seekor tikus hingga menjadi tikus yang jenius menawarkan Charlie untuk melakukan operasi serupa hingga Ia bisa menjadi jenius seperti tikus yang diberi nama Algernoon. Akhirnya operasi pun berjalan lancar dan dengan keseriusan dan kerja kerasnya mempelajari segala hal, Charlie pun berubah dari Charlie si dungu menjadi Charli si jenius. Namun kejeniusan yang dimilikinya tidak kelak membuat Ia disukai oleh banyak orang seperti yang Ia harapkan selama ini yaitu diperlakukan layaknya manusia normal dan disenangi oleh banyak orang. Dan karena kejeniusan yang dimilikinya secara tiba – tiba pun Ia harus kehilangan pekerjaanya ditoko roti dan teman – temanya. Hingga akhirnya kejeniusan yang dimilikinya perlahan menghilang dan Charlie pun kembali menjadi Charlie yang dahulu sebelum dioperasi yaitu Charlie si pria dungu yang baik dan polos. Dengan kembalinya Charlie seperti yang dulu menyadarkan Charlie bahwa Ia lebih baik menjadi Charlie seperti ini dimana hidupnya terasa tenang serta Ia dapat kembali bekerja di toko roti Paman Donner dan kembali berkumpul dengan teman – temanya.
Dalam novel ini memberikan motivasi yang baik bagi orang – orang diluar sana yang mengalami nasib serupa seperti charlie dimana orang yang mempunyai IQ hanya 68 dapat menjadi pandai berkat usaha dan kerja keras serta keyakinan yang kuat. Dan bukan berarti dengan keterbelakangan seperti ini dapat membuat seseorang hidup sendiri tetapi masih ada yang ingin berteman dengannya. Selain itu banyak lagi pelajaran yang dapat kita petik dari cerita ini bahwa hidup apa adanya menjadi diri sendiri walaupun berkekurangan lebih baik dari pada hidup dengan berbagai kelebihan akan tetapi merubah diri menjadi orang lain dan sesuatu yang didapat dengan cara instant tidak akan mendapatkan hasil yang sempurna dan kekal.
Buku karya Daniel Keyes seorang penulis Bestseller The Minds of Billy Miligan ini terjual lebih dari 5 juta kopi dan meraih HUGO AWARD dan NEBULA AWARD. Buku ini diawal – awal cerita terdapat banyak kata – kata dengan penulisan yang salah, ini merupakan tulisan dari tokoh utama dalam novel ini yang berusia 32 tahun dengan IQ yang sangat rendah, yang awalnya tidak mampu menuliskan kata – kata dengan benar. Cerita dalam novel ini dituliskan berdasarkan bentuk Laporan kemajuan yang secara bertahap akan terlihat perubahan demi perubahan kecerdasan seorang Charlie yang dilihat dari Laporan kemajuan yang ditulis olehnya.
By : Melinda Afriyanti
2 komentar:
Aku izin kopi ya.
aku ijin kopi juga ya
Posting Komentar